Monday, July 22, 2013

MUKADDIMAH MADZHAB ARBAAH



Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan yang telah mengangkat kenabian olehnya Islam selalu menjadi kebanggaan di dunia dan akhirat. Dia mengutus yang terpilih sebagai kekasihnya yaitu  Muhammad Saw.
  serta  mengangkatnya dengan derajat kenabian tertinggi sebagai pungkasan para Nabi di bulan Rabii`ul Awwal.  Seterusnya Ia telah menyinarinya dengan cahaya wujud, terutus untuk sekalian alam dan seluruh mahluk dari ufuk timur hingga barat, hijrahnya adalah bukti keagungan di bumi Yatsrib sebagai kota Nabi (Madinatun Nabi) sampai ajal menjemputnya, syariatnya akan terus berkibar di muka bumi dengan bendera Tauhid-Nya.

Hilafiyah dalam Madzhab terkadang menjadi polemik panjang tidak berujung, keilmuan dunia Islam yang komplek seharusnya menjadi hasanah unsur kekayaan akan kebudayaan Islam dengan meraih puncak tertinggi dunia peradaban.  Melatih sikap kedewasaan bagi setiap penganut madzhab itu sendiri dengan taklid kritis namun sehat, disertai nilai-nilai kebijakan yang tertanam dalam  pribadi setiap Muslim akan menumbuh kembangkan  dunia Islam, namun demikan, realita tak selamanya nyaman untuk dipandang, berbanding terbalik 1800, ego dan fanatisme yang berlebihan  serta kepentingan satu golongan atas golongan yang lain menjadikan semua itu tak lagi nyaman untuk dipandang, polemik panjang dan sikap saling menjatuhkan sering mewarnai dalam setiap penyelesaian masalah.  Secara tidak langsung umat disuguhkan dengan ragam kecurigaan dalam bentuk dogma-dogma instan untuk menjatuhkan lawan tanding.

Mimbar adalah sarana yang nyaman untuk menyampaikan orasinya , sesat dan bid`ah  seakan sudah menjadi lagu wajib guna meyakinkan audiens untuk memperoleh pendukung dari  tiap-tiap golongan, umat dibuat bingung dan curiga satu sama lainnya.  Disisi lain orientalis yang di masa lampau dibuat terpana oleh ajaran dan ahlak Islam kini berbanding terbalik memandang Islam adalah agama yang menakutkan dan sedikitpun tidak memberi ruang kepada umatnya untuk berkreatifitas dalam mentranspalansi nilai-nilai agama yang seharusnya  sangat modernis , dengannya Islam agama yang selalu bisa memberikan pencerahan dan pemecahan setiap konflik internal maupun eksternal dalam berbagai aspek.
     Namun, yang jelas semua itu adalah substansi mutlak Islam dalam  menjawab semua tuntutan umat pada zaman moderen ini, nampaknya orang sudah mulai lupa bahwa ketika Rosulullah mengutus sahabat  Muadz Ibn Jabal untuk menjadi Qodhi (hakim) disebuah wilayah kekuasaan Islam, Nabi berpesan “ permudahlah jangan sampai memberatkan , (jangan membuat mereka lari takut dengan Islam)”.  Apabila saat ini masih  ada beberapa di antara kita yang masih saklek  serta tidak mentolerir dan tidak menghargai pendapat saudara yang lain maka ingatlah wahai saudaraku, kita ini hanyalah seekor ikan di dalam samudera keilmuan Allah Swt., khilaf dan salah  adalah kebiasaan kita,  kebenaran milik Allah semata, dampak terbesar yang akan terjadi dalam 10 tahun  kedepan adalah kehancuran Islam karena umatnya sendiri.

Menyadari keadaan yang sedemikian kusut,  penulis merasa terpanggil untuk  turut menguntai benang kusut yang  telah lama terikat, sebuah buku terjemahan ” Fiqih Empat Madzhab”  penulis torehkan sebagai bentuk solidaritas kepedulian antar Muslim dalam  mensikapi berbagi paham fiqih yang sering diperdebatkan dalam kehidupan sehari - hari,  serta dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan  persaudaraan  Muslim yang solid  walau dengan harus terbata - bata dan berat hati dengan segala kekurangan yang penulis miliki, penulis meringkas sebuah karya masyhur dari seorang ulama terkemuka dalam karyanya                                       الفقه مذاهب الأربعة.  
Dengan merujuk  sebuah karya monumental pada tahun 1882M atau 1299 H dari seorang ulama terkemuka beliau adalah Imam Al-Juzairi  dengan karyanya Al-Fiqih Ala Al-Madzhab Al-Arba, seorang Syaikh dari  al-Az`har Mesir.  Walau penulis sadari banyak sekali keterbatasan yang penulis miliki.
Dengan ucapan “بسم الله الرحمن الرحيم” tetap berkaca dari sebuah perkataan “ بلّغوا ولو أية sampaikan walau satu ayat “ setidaknya ini bisa membantu saudara seiman dan sekeyakinan dalam memahami kajian fiqih praktis  tentang kekhilafiyahan, semoga Allah Swt. senantiasa memberikan pertolongan dalam menyelesaikan uraian ini,  dengan ketulusan  untuk-Nya semata sebagai permata amal yang dapat bermanfaat di akhirat kelak . امين يامجيب السّا ئلين      .                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

No comments:

Post a Comment