Wednesday, October 19, 2016

MENGERJAKAN DUA AMALAN IBADAH DENGAN SATU PERBUATAN

MENGERJAKAN DUA AMALAN IBADAH DENGAN SATU PERBUATAN
Dalam kehidupan sehar - hari umat islam sering menyaksikan beberapa amalan ibadah yang dikerjakan orang lain bahkan terkadang kita sendiri, di antaranya ada yang menggabungkan amalan-amalan tersebut dalam satu perbuatan dengan dua niat.

Tuesday, October 4, 2016

Sejarah Wahabi

SEJARAH SINGKAT WAHABI
Dia adalah Muhammad bin Abdul Wahab yang pada awalnya banyak berguru di Madinah dan berasal dari Bani Tamim, dia termasuk salah satu murid di Madinah dan sering pulang pergi Makah Madinah untuk belajar.

Sejarah singkat wahabi

SEJARAH SINGKAT WAHABI
Dia adalah Muhammad bin Abdul Wahab yang pada awalnya banyak berguru di Madinah dan berasal dari Bani Tamim, dia termasuk salah satu murid di Madinah dan sering pulang pergi Makah Madinah untuk belajar. Dia banyak belajar dari beberapa ulama Madinah di antaranya Syaikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi al-Syafi`I dan juga syaikh Muhammad Hayatussanadi al-Hanafi.
Kedua syaikh ini dan juga beberapa syaikh lain berfirasat bahwa kelak Muhammad bin Abdul Wahab akan melenceng dalam kesesatan dan kekufuran. Adapun ayahnya yaitu Abdul Wahab merupakan ulama yang salih juga mempunyai firasat tentang suatu kesesatan yang akan dilakukan anaknya tersebut. Tidak hanya di situ saja saudaranya kandungnya Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab juga mengingkarinya bahkan berusaha menulis seribu (1000) buku untuk menolak argumennya yang berbentuk bid`ah dan kesesatan serta akidah yang melenceng.
Muhammad bin Abdul Wahab dilahirkan pada tahun 1111 M. dan hidup hingga 92 tahun (meninggal 1206 M). pada masa awal kesesatannya dia berpindah dari kota Madinah menuju wilayah Timur, dia menyerukan tauhid serta meninggalkan kesyirikan kepada penduduk daerah tersebut namun ucapannya semakin  bercampur aduk dan berusaha memberikan pemahaman kepada pengikutnya bahwa setiap orang di luar mereka adalah syirik dan tersesat, sehingga sedikit demi sedikit para pengikutnya yang merupakan rakyat jelata dan penduduk padang pasir (badui) sangat meyakininya.
Pada tahun 1143 pengaruhnya semakin meluas hingga pada 1150 dia berhasil mempengaruhi penduduk Najed serta mengikrarkan diri di sana, di sisi lain penguasa Dariyah Muhammad bin Sa`ud bersekongkol mendukungnya dan menjadikannya sebagai alat memperluas kekuasaannya dan menjalankan semua rencananya. Lambat laun pengikutnya semakin bertambah banyak, dan ucapan yang selalu dikatakannya adalah “sungguh aku hanya mengajak kalian untuk mengesakan Allah dan meninggalkan semua bentu kesyirikan “ dia membolak balikkan ucapannya hingga para penduduk gurun menjadi pengikutnya yang mereka sendiri adalah orang-orang bodoh yang tidak punya landasan ilmu namun menganggap yang disampaikan olehnya adalah baik, dia juga berkata ” aku mengajak kalian kepada beragama yang benar  sesungguhnya selain dari golongan kita adalah musyrik dan membunuh seorang musyrik akan mendapat  surga ” dengan ucapan ini para pengikutnyapun mempercayainya serta semakin membabi buta dan dia sendiri menjadi semakin tenang atas dukungan para pengikutnya.
Lambat laun kedudukannya laksana nabi di antara  pengikutnya yang mana tidak sesuatupun diperintah olehnya pasti dilaksanakan, dan apa yang dilarang pasti ditinggalkan.  Sementara itu ketika mereka membunuh seorang muslim mereka merampas hartanya yang mana seperlima harta tersebut diberikan kepada sang Amir yaitu Muhammad bin Sa`ud dan sisanya mereka bagi-bagi, itulah kekejaman yang dilakukan mereka. Mereka lakukan apapun yang ingin mereka lakukan dan sang amir Muhammad bin Sa`ud menjadi semakin kuat serta berhasil menjalankan semua misinya.
  Sebelum Sa`ud menguasai Mekah tepatnya saat Makah dipimpin oleh Daulah Syarif Mas`ud bin Said bin Saad bin Zaid (1146 -1165),  Muhammad bin Saud dan pengikutnya (pengikut wahabi) bermaksud berhaji dan meminta ijin dari penguasa Makah. Raja Makah lalu mengutus 30 ulama Ahlu Sunnah untuk menyelidiki ajaran dan akidah mereka, namun yang didapatinya adalah dusta dan kesesatan, sehingga permohomana ijin ditolak karena ajarannya dianggap sesat dan melenceng. Golongan ini tidak menyerah setiap tahun mereka tetap mengirimkan surat permohonan kepada raja mereka juga mengirimkan para ulama wahabi ke Makah sebagai juru bicara namun lagi-lagi setelah dipastikan para Ulama 2 tanah haram atas perintah raja didapatinya bahwa mereka adalah segolongan orang yang hanya patut menjadi buah tertawaan yang tiada berkualitas, bahkan setelah diselidiki akidah yang mereka ajarkan adalah akidah yang menyesatkan penuh kekufuran dan jauh dari hujjah serta petunjuk kebenaran agama.
Pada akhirnya atas penyelidikan ini raja Arab menulis hasil infestigasi tersebut dan memerintahkan memenjarakan mereka, sebagian di antara mereka ada yang melarikan diri kembali dai Dariyah dan melaporkan kepada Muhammad bin Abdul Wahab. Setelah raja Makah meninggal dan digantikan saudaranya yaitu Musaid bin Said kembali golongan wahabi mengirimi surat permohonan ijin haji dan kembali ditolak, setelah Musaid bin Said meninggal pada tahun 1184 dan digantikan saudaranya Ahmad bin Said pemimpin Dariyah kembali mengirim delegasi yang terdiri dari para ulama wahabi dan setelah dilakukan penyelidikan didapati bahwa mereka wahabi sesungguhnya tidak beragama namun mereka adalah golongan zindik lalu permohonan mereka ditolak.
Pada tahun 1187 Surur bin Musaid naik manjadi raja menggantikan raja Makah sebelumnya, golongan wahabi mengirimkan kembali permintaan untuk ijin berhaji namun kembali ditolak, berikunta pada 1202 raja Makah meninggal dan digantikan saudaranya Syarif Gholib dan wahabipun kembali mengirimkan permohonan haji, namun mereka tetap ditolak, sang raja juga mengancam akan mengirim pasukan jika masih memaksa untuk masuk kota Makah dan hal ini berlangsung dari 1205-1220. Namun setelah kekuasaan Syarif Gholib melemah golongan Wahabi berhasil memasuki kota Makah setelah adanya pertempuran di mana-mana, setelah itulah wahabi berhasil menguasai Jazirah Arabia.
Kekuasaanyya semakin meluas hingga wilayah timur kemudian Iqlimul Ahsa, Bahrain, Oman, hingga mendekati wilayah Bagdad dan Basroh, berikutnya Dzawatinnahl, Harabiyah, Fara`, Juhainah, lalu menguasai wilayah antara Madinah dan Syam sampai mendekati Syam.  Mereka menguasi Thaif pada 1217 dengan membunuh banyak orang dewasa dan anak-anak, para penguasa serta pelayan, dan tidak ada rasa aman sepanjang mereka berkuasa, mereka membunuh anak kecil dipangkuan ibunya, merampas  harta benda, mencacimaki para wanita, hingga menuju Makah pada 1218 dan penguasa Makah tidak lagi mampu menghalanginya.
Raja Makah Syarif kemudian meninggalkan Makah mencari tempat yang aman dan melarikan diri ke Jeddah disusul para penduduk Jeddah. Pasukan wahabi lalu memasuki Makah tanpa adanya peperangan karena penduduk Makah telah mengungsi, kemudian pasukan tersebut berusaha mengejar sang raja untuk membunuhnya namun tidak berhasil memasuki Jeddah yang dijaga rakyat Jeddah yang melindungi rajanya.
Mereka kembali ke rumah mereka pada bulan Safar 1218 dan mendiami Makah, kemudian pada bulan Rabiul Awwal  raja Makah Syarif kembali dari Jeddah dengan didukung  al-Basya penguasa Jeddah dan banyak tentara, akhirnya pecah banyak pertempuran antara wahabi dan kaum muslimin hingga 1220. Tentara wahabi menguasai makah dan memblokir kota Makah sehingga penduduk  Makah menjadi tersiksa sehingga mereka harus memakan bangkai dan anjing untuk bertahan hidup.
Kemudian raja Syarif Gholib membuat perdamaian dengan wahabi dan akhirnya memasuki Makah dan kembali berkuasa hingga 1227. Berikutnya sultan Ali Pasha penguasa Mesir berhasil menumpas gerakan wahabi dan menangkap keluarga saud serta menawannya.
Namun pada akhirnya golongan wahabi kembali menguasai Jazirah Arabia atas bantuan Inggris.

Referensi Durorul Saniyyah karangan Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan Mufti Syafi`I Makah . wafat pada 1304 H/ 1887 M