SEJARAH SINGKAT WAHABI
Dia adalah Muhammad bin Abdul Wahab yang
pada awalnya banyak berguru di Madinah dan berasal dari Bani Tamim, dia
termasuk salah satu murid di Madinah dan sering pulang pergi Makah Madinah untuk
belajar. Dia banyak belajar dari beberapa ulama Madinah di antaranya Syaikh
Muhammad Sulaiman al-Kurdi al-Syafi`I dan juga syaikh Muhammad Hayatussanadi
al-Hanafi.
Kedua syaikh ini dan juga beberapa syaikh
lain berfirasat bahwa kelak Muhammad bin Abdul Wahab akan melenceng dalam
kesesatan dan kekufuran. Adapun ayahnya yaitu Abdul Wahab merupakan ulama yang
salih juga mempunyai firasat tentang suatu kesesatan yang akan dilakukan
anaknya tersebut. Tidak hanya di situ saja saudaranya kandungnya Syaikh
Sulaiman bin Abdul Wahab juga mengingkarinya bahkan berusaha menulis seribu
(1000) buku untuk menolak argumennya yang berbentuk bid`ah dan kesesatan serta
akidah yang melenceng.
Muhammad bin Abdul Wahab dilahirkan pada
tahun 1111 M. dan hidup hingga 92 tahun (meninggal 1206 M). pada masa awal
kesesatannya dia berpindah dari kota Madinah menuju wilayah Timur, dia
menyerukan tauhid serta meninggalkan kesyirikan kepada penduduk daerah tersebut
namun ucapannya semakin bercampur aduk dan berusaha memberikan
pemahaman kepada pengikutnya bahwa setiap orang di luar mereka adalah syirik
dan tersesat, sehingga sedikit demi sedikit para pengikutnya yang merupakan
rakyat jelata dan penduduk padang pasir (badui) sangat meyakininya.
Pada tahun 1143 pengaruhnya semakin meluas
hingga pada 1150 dia berhasil mempengaruhi penduduk Najed serta mengikrarkan
diri di sana, di sisi lain penguasa Dariyah Muhammad bin Sa`ud bersekongkol mendukungnya
dan menjadikannya sebagai alat memperluas kekuasaannya dan menjalankan semua
rencananya. Lambat laun pengikutnya semakin bertambah banyak, dan ucapan yang
selalu dikatakannya adalah “sungguh aku hanya mengajak kalian untuk
mengesakan Allah dan meninggalkan semua bentu kesyirikan “ dia membolak
balikkan ucapannya hingga para penduduk gurun menjadi pengikutnya yang mereka
sendiri adalah orang-orang bodoh yang tidak punya landasan ilmu namun
menganggap yang disampaikan olehnya adalah baik, dia juga berkata ” aku
mengajak kalian kepada beragama yang benar sesungguhnya selain dari golongan kita adalah
musyrik dan membunuh seorang musyrik akan mendapat surga ” dengan ucapan ini para
pengikutnyapun mempercayainya serta semakin membabi buta dan dia sendiri menjadi
semakin tenang atas dukungan para pengikutnya.
Lambat laun kedudukannya laksana nabi di
antara pengikutnya yang mana tidak
sesuatupun diperintah olehnya pasti dilaksanakan, dan apa yang dilarang pasti
ditinggalkan. Sementara itu ketika
mereka membunuh seorang muslim mereka merampas hartanya yang mana seperlima harta
tersebut diberikan kepada sang Amir yaitu Muhammad bin Sa`ud dan sisanya mereka
bagi-bagi, itulah kekejaman yang dilakukan mereka. Mereka lakukan apapun yang
ingin mereka lakukan dan sang amir Muhammad bin Sa`ud menjadi semakin kuat
serta berhasil menjalankan semua misinya.
Sebelum Sa`ud menguasai Mekah tepatnya saat
Makah dipimpin oleh Daulah Syarif Mas`ud bin Said bin Saad bin Zaid (1146 -1165),
Muhammad bin Saud dan pengikutnya (pengikut
wahabi) bermaksud berhaji dan meminta ijin dari penguasa Makah. Raja Makah lalu
mengutus 30 ulama Ahlu Sunnah untuk menyelidiki ajaran dan akidah mereka, namun
yang didapatinya adalah dusta dan kesesatan, sehingga permohomana ijin ditolak
karena ajarannya dianggap sesat dan melenceng. Golongan ini tidak menyerah
setiap tahun mereka tetap mengirimkan surat permohonan kepada raja mereka juga
mengirimkan para ulama wahabi ke Makah sebagai juru bicara namun lagi-lagi
setelah dipastikan para Ulama 2 tanah haram atas perintah raja didapatinya
bahwa mereka adalah segolongan orang yang hanya patut menjadi buah tertawaan yang
tiada berkualitas, bahkan setelah diselidiki akidah yang mereka ajarkan adalah
akidah yang menyesatkan penuh kekufuran dan jauh dari hujjah serta petunjuk
kebenaran agama.
Pada akhirnya atas penyelidikan ini raja
Arab menulis hasil infestigasi tersebut dan memerintahkan memenjarakan mereka,
sebagian di antara mereka ada yang melarikan diri kembali dai Dariyah dan
melaporkan kepada Muhammad bin Abdul Wahab. Setelah raja Makah meninggal dan
digantikan saudaranya yaitu Musaid bin Said kembali golongan wahabi mengirimi
surat permohonan ijin haji dan kembali ditolak, setelah Musaid bin Said
meninggal pada tahun 1184 dan digantikan saudaranya Ahmad bin Said pemimpin
Dariyah kembali mengirim delegasi yang terdiri dari para ulama wahabi dan
setelah dilakukan penyelidikan didapati bahwa mereka wahabi sesungguhnya tidak
beragama namun mereka adalah golongan zindik lalu permohonan mereka ditolak.
Pada tahun 1187 Surur bin Musaid naik
manjadi raja menggantikan raja Makah sebelumnya, golongan wahabi mengirimkan
kembali permintaan untuk ijin berhaji namun kembali ditolak, berikunta pada
1202 raja Makah meninggal dan digantikan saudaranya Syarif Gholib dan wahabipun
kembali mengirimkan permohonan haji, namun mereka tetap ditolak, sang raja juga
mengancam akan mengirim pasukan jika masih memaksa untuk masuk kota Makah dan
hal ini berlangsung dari 1205-1220. Namun setelah kekuasaan Syarif Gholib
melemah golongan Wahabi berhasil memasuki kota Makah setelah adanya pertempuran
di mana-mana, setelah itulah wahabi berhasil menguasai Jazirah Arabia.
Kekuasaanyya semakin meluas hingga wilayah
timur kemudian Iqlimul Ahsa, Bahrain, Oman, hingga mendekati wilayah Bagdad dan
Basroh, berikutnya Dzawatinnahl, Harabiyah, Fara`, Juhainah, lalu menguasai
wilayah antara Madinah dan Syam sampai mendekati Syam. Mereka menguasi Thaif pada 1217 dengan
membunuh banyak orang dewasa dan anak-anak, para penguasa serta pelayan, dan
tidak ada rasa aman sepanjang mereka berkuasa, mereka membunuh anak kecil
dipangkuan ibunya, merampas harta benda,
mencacimaki para wanita, hingga menuju Makah pada 1218 dan penguasa Makah tidak
lagi mampu menghalanginya.
Raja Makah Syarif kemudian meninggalkan
Makah mencari tempat yang aman dan melarikan diri ke Jeddah disusul para
penduduk Jeddah. Pasukan wahabi lalu memasuki Makah tanpa adanya peperangan
karena penduduk Makah telah mengungsi, kemudian pasukan tersebut berusaha
mengejar sang raja untuk membunuhnya namun tidak berhasil memasuki Jeddah yang
dijaga rakyat Jeddah yang melindungi rajanya.
Mereka kembali ke rumah mereka pada bulan
Safar 1218 dan mendiami Makah, kemudian pada bulan Rabiul Awwal raja Makah Syarif kembali dari Jeddah dengan didukung
al-Basya penguasa Jeddah dan banyak
tentara, akhirnya pecah banyak pertempuran antara wahabi dan kaum muslimin hingga
1220. Tentara wahabi menguasai makah dan memblokir kota Makah sehingga
penduduk Makah menjadi tersiksa sehingga
mereka harus memakan bangkai dan anjing untuk bertahan hidup.
Kemudian raja Syarif Gholib membuat
perdamaian dengan wahabi dan akhirnya memasuki Makah dan kembali berkuasa
hingga 1227. Berikutnya sultan Ali Pasha penguasa Mesir berhasil menumpas
gerakan wahabi dan menangkap keluarga saud serta menawannya.
Namun pada akhirnya golongan wahabi kembali
menguasai Jazirah Arabia atas bantuan Inggris.
Referensi Durorul Saniyyah karangan Syaikh
Ahmad bin Zaini Dahlan Mufti Syafi`I Makah . wafat pada 1304 H/ 1887 M
No comments:
Post a Comment