Segala puji
bagi Allah Swt. Yang tidak pernah malu untuk menjelaskan kebenaran, sholawat
teriring salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. yang
telah diwahyukan atasnya dengan sebuah ayat terkait haid :
”dan mereka akan bertanya kepadamu perihal haid, katakanlah bahwasanya haid
adalah kotoran, maka hindarilah para wanita (jangan dikumpuli) saat mereka haid
dan janganlah kalian mendekati mereka (mengumpulinya) kecuali mereka telah suci,
dan apabila mereka telah suci maka datangilah mereka dengan cara yang telah
Allah perintahkan, sesunguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang bersuci”.
Sebelumnya
penulis bersyukur kepada Allah Swt. Atas terselesaikannya buku saku ini yang
mana harapan serta doa penulis adalah membawa manfaat terhadap para pembaca,
khususnya bagi wanita maupun kepala rumah tangga yang butuh referensi terkait
hukum haid dan ketentuannya.
Suatu
kemungkinan jika ada beberapa buku yang membahas masalah haid dan ketentuannya,
namun penulis membuat buku saku ini dengan
sedikit perhitungan kecil terkait qadha sholat yang ditinggalkan yang
ditinggalkan dengan lebih rinci, semoga
kedepannya semakin membawa keberkahan dan jalan keikhlasan yang memberi
pertolongan menuju sirothol mustakim di akhirat kelak. Amin
Jakarta, 26 Ramadhan 1939 H.
Fahrudin, S.Pd.I
Asal muasal haid
Secara pasti
telah menjadi fitrah seorang wanita bahwasanya Allah Swt. mentakdirkan mereka
mengeluarkan 3 macam darah :
Pertama, darah haid ; yaitu darah yang berasal
dari rahim wanita lewat farji seorang wanita yang telah mencapai usia tertentu
(usia siap reproduksi) dan mempunyai siklus yang rutin, minimal sehari semalam
(24 jam) dan maksimal 15 hari serta umumnya adalah 5-7 hari.
Masa suci
antara haid terakhir dengan haid
berikutnya adalah 15 hari. Jadi jika seorang wanita telah berhenti haid lalu
haid kembali dan durasi dari haid pertama hingga haid kedua telah mencapai 15
hari maka hari ke 16 dihitung istihadhoh dan wajib sholat serta berpuasa.
Kedua, darah nifas ; yaitu darah yang keluar
dari rahim seorang wanita setelah melahirkan janin, atau keguguran (jika janin
telah 4 bulan lebih), waktu minimal adalah setetes, dan umumnya 40 hari serta
maksimal 60 hari setelah melahirkan.
Ketiga, darah istihadhoh; yaitu darah yang tidak
termasuk dalam 2 kategori di atas.
Diantaranya
yang dihukumi darah istihadhoh yaitu sebagai berikut :
1.
masa haid yang melewati 15 hari
2.
masa nifas yang melewati 60 hari
3.
haid yang kurang dari 24 jam
4.
darah yang dikeluarkan wanita karena cidera atau terluka dari saluran yang
dilalui haid.
Kisah awal mula
terjadi haid adalah ketika Hawa meminta Adam As. Mengambilkan buah khuldi yang
telah Allah Swt. larang sebelumnya, kemudian Nabi Adam memotong pohon khuldi
dan getahnya mengenai Hawa lalu pada akhirnya mendapatkan murka Allah serta
mengalami haid pertama saat itu, serta
berlangsung hingga sekarang dialami semua wanita.
Hikmah adanya haid
Sebuah maqolah
arab berbunyi
لاَ يَخِلُّ كُلُّ شَيْئٍ مِنْ حِكْمَةٍ
Artinya :
Tidak ada suatu apapun yang terjadi kecuali pasti di dalamnya mengandung
hikmah serta pelajaran.
Pertama, Allah Swt. memilih wanita sebagai seorang
manusia dengan karakternya yang lemah lembut, kehadirannya selalu membuat dunia
anak menjadi berwarna tanpanya kasih sayang tiada terasa. Allah Swt. memilih
rahim wanita sebagai pintu pertama memasuki dunia, pada saat ini terjadi semua
komitmen dan kesusahpayahan akan ditanggung wanita, mulia dari harus terbiasa
membersihkan air pipis anaknya, bahkan tidak jarang seorang bayi buang air
besar dipangkuan ibunya.
Allah Swt. memberikan
haid sebagai media pembelajaran yang harus dialami seorang wanita agar kelak
saat menjadi ibu tidak lagi merasa jijik ataupun tidak mau mengurus anaknya
sendiri.
Kedua, mengerjakan
pekerjaan rumah tangga bagi seorang istri adalah amalan yang bisa menyamai
pahal jihad di jalan Allah yang biasanya dilakukan kaum pria, pada saat wanita
menjadi ibu dan mengurus urusan rumah mereka akan sering mendapati cucian
kotor, piring kotor dan sebagainya. Ketika ini terjadi mereka tidak akan lagi
merasa canggung karena telah terbiasa membersihkan darah haid yang terbiasa
mereka alami.
Selain itu
hikmah di atas ada beberapa hikmah lain yang ada yaitu sebagai pertanda baligh
bagi perempuan, kemudian sebagai pertanda masa iddah, sebagai isyarat bahwa
perempuan sedang tidak mengandung, menambah rasa sayang antara suami istri
karena keduanya harus menunggu masa haid hingga telah suci.
Nama lain dari haid
Perlu kita
ketahui bersama bahwa jika merujuk dari teks istilah arab nama lain dari haid
cukup banyak, semua berjumlah 15 nama, yaitu :
1.
Haid (حَيْضٌ)
2.
Thomas (طَمَثْ)
3.
Dlohak (ضَحَكْ)
4.
Aktsar (أَكْثَارْ)
5.
A`shor (أَعْصَارْ)
6.
Daros (دَرَاسْ)
7.
`Arok (عَرَاكْ)
8.
Farok (فَرَاكْ)
9.
Thomas (طَمَسْ)
10. Nifas (نِفَاسْ)
11. Makhodh (مَخَاضْ)
12. Makhidh (مَخِيْض)
13. Dars (دَرسْ)
14. Qur`un (قُرْأٌ)
15. Adza (أَذًى)
Makhluk hidup yang mengalami haid
1.
Manusia
2.
Kera dan sejenisnya
3.
Kelinci
4.
Kelelawar
5.
Onta
6.
Anjing
7.
Cicak
8.
Kuda
Bagan perbedaan antara pria dan wanita
Pria
|
Wanita
|
Tidak mengalami
|
Mengalami haid, nifas, wiladah
|
Aurat utama antara pusar hingga lutut
|
Aurat seluruh tubuh kecuali muka &
telapak tangan
|
Tidak boleh
|
Boleh memakai emas
|
Tidak boleh
|
Boleh memakai sutera
|
Waris 2 bagian
|
Waris 1 bagian
|
Punya hak untuk diri sendiri
|
Tidak punya, harus melewati wali (nikah dll)
|
Wajib memberi nafkah keluarga
|
Tidak wajib
|
Ada hak poligami
|
Tidak ada
|
Ada hak talaq
|
Tidak ada
|
Wajib sholat jumat
|
Tidak wajib
|
Sunnah sholat ied
|
Tidak (namun boleh)
|
Wajib sholat jenazah
|
Tidak wajib
|
Ada kewajiban berjihad (membela agama)
|
Tidak ada
|
Boleh menjadi hakim
|
Menurut islam tidak diperkenankan menjadi
hakim
|
Tidak ada
|
Berkewajiban iddah
|
Boleh keluar rumah
|
Tidak keluar rumah tanpa ijin suami
|
Boleh pergi sendiri
|
Tidak boleh pergi tanpa ditemani mahrom
|
Boleh bersedekah
|
Tidak boleh bersedekah tanpa ijin suami
|
Tidak menerima mas kawin
|
Berhak menerima mas kawin
|
Berhak menjadi wali
|
Tidak boleh
|
Boleh menjadi imam untuk wanita
|
Tidak dapat menjadi imam untuk pria
|
Mengqodho sholat jika terlewat
|
Tidak mengqodho sholat selama haid
(ditengah)
|
Tidak ada
|
Tidak boleh berpenampilan menarik saat iddah
karena suami meninggal.
|
Syarat menjadi saksi dihitung per-satu orang
|
Syarat menjadi saksi 2 orang dihitung sama
dengan 1 pria
|
Air pipisnya najis mukhoffafah (ringan) saat
bayi
|
Air pipisnya najis mutawassithoh (sedang)
saat bayi
|
Suara bukan aurat
|
Suaranya aurat (ketika menarik perhatian)
|
Saat mengingatkan imam yang lupa dengan
membaca tasbih
|
Mengingatkan cukup dengan menepuk punggung
telapak tangan
|
Boleh membaca jahr saat sholat
|
Tidak boleh membaca jahr
|
Merenggangkan tubuh saat ruku & sujud
|
Merapatkan tubuh
|
Awal usia haid
Meskipun haid hanya dialami perempuan namun
tidak serta merta semua perempuan yang mengeluarkan darah adalah darah haid.
Ada batasan usia tertentu yang jika pada batas
usia tersebut baru dihukumi haid secara fiqih.
Usia minimal hadi bagi perempuan adalah 9
tahun atau kurang beberapa hari saja.
Ketetapan bagi wanita haid
Ada 20 hal yang ada pada perempuan haid, yaitu
:
1.
Tidak boleh sholat (kesepakatan ulama )
2.
Tidak boleh sujud tilawah
3.
Tidak boleh sujud syukur
4.
Tidak boleh thowaf
5.
Tidak boleh berpuasa
6.
Tidak boleh beri`tikaf
7.
Tidak memasuki masjid (ikhtilaf)
8.
Tidak membaca al-Qur`an ( kecuali berniat mempelajarinya)
9.
Tidak boleh menyentuh al-Qur`an (al-Qur`an murni )
Catatan :
Dari beberapa poin di atas memang ada perbedaan pendapat khilafiyah dalam
fiqih.
Berikutnya terkait dengan suaminya yaitu :
1.
Haram jimak (berhubungan badan)
2.
Haram menceraikannya
3.
Haram bermesraan dengan bagian tubuh antara pusar dan lutut
Menghitung masa haid
Masa haid dianggap positif jika darah yang dikeluarkan minimal durasinya 24
jam baik secara terus menerus ataupun tidak namun jika dihitung telah mencapai
24 jam.
Masa umum haid adalah 6-7 hari, namun hal ini
tentu bersifat relatif tergantung masing-masing orang. Adapun maksimal adalah
15 hari, dan jika lebih dari 15 hari berarti dikategorikan sebagai darah
istihadhoh.
Untuk masa suci antara haid terakhir dan haid
berikutnya adalah 15 hari juga, berarti jika dalam masa suci tersebut keluar
darah maka dikategorikan kedalam darah istihadhoh juga.
Catatan :
Pada saat seorang wanita merasa telah suci
dari haid maka sudah seyogyanya memperhatikan dengan betul, diantaranya adalah
dengan meletakkan kapas berwarna putih pada area keluar darah sehingga secara
pasti dapat diketahui apakah haid telah berhenti atau masih ada.
Macam-macam warna darah haid
Pada dasarnya secara rutin seorang wanita akan
mengetahui jenis darah haid yang dikeluarkan, hal tersebut dikarenakan mereka
mengalami secara rutin.
Akan tetapi secara rinci bahwa warna darah
haid berbeda-beda tergantung dari tingkatan dan keadaan yang berbeda.
Secara mendasar darah haid dibagi menjadi 2
kategori, yaitu; darah kuat (Qowiy) dan darah lemah (dhoif) :
Darah kuat berwarna merah kehitaman, merah
keabu-abuan, hingga merah muda, sedangkan darah lemah berwarna kuning hingga
warna keruh (baik yang kental ataupun cair).
Hal ini menjadi perhatian bersama, terlebih
jika contoh kasus misalnya :
Seorang wanita haid selama 20 hari atau lebih
terus menerus,dan didalamnya mengeluarkan darah kuat, maka yang dihitung darah
haid hanyalah hitungan 1 – 15 hari saja.
Namun apabila selama 20 hari terdapat
percampuran antara darah kuat dan darah lemah didalamnya terdapat ketentuan
berbeda.
Ada 4 keadaan bagi wanita menurut usia haid :
1.
Mubtada` Mumayyizah : adalah perempuan yang ada pada usia
awal mengalami haid dan mampu membedakan jenis darah. Dalam keadaan yang seperti
ini harus waspada dengan mengingat jenis darah yang keluar antara darah kuat
& darah lemah. Saat dia mengeluarkan darah kuat dihitung sebagai haid, dan
saat mengeluarkan darah lemah dihitung sebagai istihadhoh (tidak dihitung
sebagai haid).
2.
Mubtada` Ghoiru Mumayyizah : adalah
peremuan yang ada pada masa awal mengalami haid namun tidak dapat membedakan
jenis darah yang dikeluarkan (kurang waspada), disisi lain dia tidak tahu
manakala mengeluarkan darah kuat dan darah lemah. Jika ini terjadi maka
hendaknya menghitung masa umum dari ibu dan saudarinya, berapa hari biasanya
mereka mengalami masa haid.
3.
Mu`taddah Mumayyizah : adalah perempuan yang sudah terbiasa haid
dan dapat membedakan perbedaan antara darah kuat dan lemah. Dalam keadaan ini hukumnya
adalah sama seperti Mubtada` Mumayyizah.
4.
Mu`taddah Ghoiru Mumayyizah : adalah perempuan yang sudah terbiasa haid dan
tidak dapat membedakan perbedaan antara darah kuat dan lemah. Dalam keadaan ini
dia cukup mengingat kebiasaan berapa hari mengalami haid pada masa
sebelum-sebelumnya, jika sebelumnya 10 hari maka berikutnya disamakan 10 hari
juga.
5.
Mutahayyiroh : adalah perempuan yang tidak ingat dengan
hitungan haid sebelumnya serta tidak mampu membedakan antara darah kuat dan
darah doif, dalam hal ini hukumnya disamakan dengan Mubatda` Ghoiru
Mumayyizah.
Contoh kasus & solusi:
a.
Seorang wanita yang sedang beriddah karena suami meninggal namun senantiasa
terus-menerus haid maka masa iddahnya adalah 3 bulan.
b.
Jika seorang wanita mengeluarkan darah lain pada masa haid.
Contoh : seorang perempuan haid 3 hari lalu suci 12 hari kemudian (jika
digabung menjadi15 hari) lalu haid lagi 3 hari setelahnya. Dalam kasus ini haid 3 hari yang akhir dihukumi
istihadhoh.
c.
Seorang wanita haid 3 hari lalu suci 3 hari (jika dihitung 6 hari) lalu
haid kembali selama 12 hari lalu berlanjut lagi selama 4 hari. Dalam kasus
ini maka yang dihutung haid adalah 3
hari awal & 12 hari pertengahannya berikutnya.
d.
Jika ada wanita hamil mengeluarkan darah yang syarat-syarat serta sifatnya
memenuhi kriteria darah haid maka yang demikian dihukumi haid.
Catatan :
·
Bagi perempuan yang haidnya telah berhenti namun belum mandi besar maka masih
diharamkan mengerjakan apapun yang dilarang untuk perempuan yang sedang haid
terkecuali 2 hal, yaitu ;
1. talak
2. berpuasa
·
Jika suami memaksa berhubungan dengan istri yang haid maka dia (suami)
didenda bersedekah senilai 1,5 dinar, bahkan jika sedang banyak mengeluarkan
haid dendanya mencapai 2 dinar.
Hal yang diperbolehkan bagi wanita haid
a.
Diperbolehkan mendengarkan lantunan ayat al-Qur`an
b.
Diperolehkan memasak hidangan untuk tasyakuran & yang bersifat untuk
ritual peribadatan, boleh mendatangi pengajian di musholla & pesantren
(hanya makruh), untuk memasuki masjid tidak boleh ( hal ini untuk menjaga
kesucian masjid dari orang yang berhadas besar).
c.
Boleh bersalaman sesama wanita, boleh ikut membesuk orang sakit dan boleh
bertakziyah.
d.
Boleh membaca sholawat, berdzikir, boleh membaca ayat al-Qur`an yang
tergolong dzikir.
e.
Boleh bermesraan dengan suami kecuali bagian antara pusar hingga lutut.
f.
Boleh menikah ( kecuali talak; haram ditalak)
g.
Makruh memotong kuku & rambut.
h.
Makruh keluar rumah tanpa menggunakan pembalut (pengaman).
i.
Tidak berlama-lama berada di tempat yang basah (menurut kepercayaan dapat
menambah masa haid)
j.
Memperbanyak berdzikir atau membaca sholawat.
Nifas
Darah nifas adalah jenis darah yang dikeluarkan perempuan pasca melahirkan,
minimal setetes, umumnya 40 hari dan maksimal 60 hari.
Perempuan yang nifas melebihi 60 hari maka pada hari ke 61 harus mandi lalu
mengerjakan sholat (Suami belum boleh mengumpulinya namun wajib memberi nafkah)
Catatan :
a.
Seorang wanita melahirkan lalu berhenti darahnya hingga hari ke 15,
kemudian hari ke 6 mengeluarkan darah lagi, maka darah tersebut dihukumi haid
(bukan nifas)
b.
Jika wanita melahirkan bayi namun tidak nifas lalu dia mandi wiladah maka
suami boleh mendatanginya.
c.
Segala hal yang dilarang saat haid juga dilarang bagi wanita yang sedang
nifas.
Mengqhodo sholat yang terkait diawal dan akhir haid
Bagi seorang wanita yang sedang mengalami haid & nifas memang tidak
mengqodho sholatnya. Namun yang harus
diperhatikan adalah pada hari awal dan pada hari haid berhenti haruslah menjadi
perhatian.
Hal yang demikian menjadi perhatian untuk para wanita dan para suami untuk
melakukan perhitungan sederhana dalam rangka menyempurnakan kewajiban kita.
Secara sederhana dapat kita lihat tabel berikut ini :
Tabel perhitungan mulai haid :
baca dari arah sini
Malam
|
Siang
|
Malam
|
Siang
|
||||||
Shubuh
|
Isya`
|
maghrib
|
Ashar
|
Dzuhur
|
Shubuh
|
Isya`
|
Maghrib
|
ashar
|
Dzuhur
|
X
|
X
|
X
|
Qadha
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
haid
|
X
|
X
|
X
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Haid
|
|
X
|
Qadha
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
haid
|
||
X
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Haid
|
|||
T
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Haid
|
Cara menghitung :
·
Jika seorang wanita haid pada waktu sholat dzuhur maka saat telah berhenti dia
mengqodho sholat dzuhur & asharnya (karena dzuhur & ashar berhubungan saat
jamak qoshor).
·
Jika seorang wanita mulai haid pada waktu ashar maka saat berhenti dia
mengqodho sholat asharnya.
Tabel perhitungan berhenti haid saat waktu masih longgar :
baca dari arah sini
Siang
|
Malam
|
Siang
|
Malam
|
||||||
Dzuhur
|
Ashar
|
Maghrib
|
Isya`
|
Shubuh
|
dzuhur
|
Ashar
|
Maghrib
|
Isya`
|
shubuh
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Sholat
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
X
|
X
|
Qadha
|
Sholat
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
|
X
|
X
|
Sholat
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
||
Qodho
|
Sholat
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
|||
Sholat
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
Catatan :
yang dimaksud lapang jika perempuan tersebut
sempat mandi dan langsung sholat.
Cara menghitung :
·
Jika seorang wanita berhenti haid pada waktu sholat shubuh maka dia wajib
sholat dzuhur (ada`).
·
Jika dia berhenti pada waktu sholat isya` maka dia harus sholat isya` (ada)
mengqodho maghribnya.
·
Jika berhenti pada waktu maghrib maka langsung mengerjakan sholat maghrib
(ada`) dst.
Tabel perhitungan berhenti haid saat waktu sudah sempit :
baca dari arah sini
siang
|
Malam
|
Siang
|
Malam
|
||||||
Dzuhur
|
Ashar
|
Maghrib
|
Isya`
|
Shubuh
|
dzuhur
|
Ashar
|
maghrib
|
Isya`
|
shubuh
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
X
|
X
|
Qadha
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
|
X
|
X
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
||
qadha
|
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
|||
Qadha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Stop
|
Catatan :
yang dimaksud sempiit jika perempuan tersebut tidak
sempat mandi hingga datangnya waktu sholat berikutnya.
Cara menghitung :
·
Jika seorang wanita berhenti haid pada waktu sholat shubuh maka dia mengqodho
shubuhnya.
·
Jika dia berhenti pada waktu sholat isya` mengqodho isya` dan maghrib untuk
sebelumnya dst. (hal ini dikarenakan maghrib & isya`berhubungan saat jamak qoshor).
No comments:
Post a Comment