1. PUASA SERIBU MAKNA
Kewajiban puasa diturunkan
Allah swt., pada 10 Sya`ban pada tahun kedua Hijriyah, tepatnya 1,5 tahun pasca
hijrahnya Nabi saw., ke Madinah. Hikmah
utama diwajibkannya berpuasa begitu banyaknya, antara lain :
a. Sebagai bentuk syukur kepada Allah swt.,:
Dalam beberapa teks
kitab salaf ketika seseorang berniat melakukan suatu ibadah para ulama
menyertakan lafal “taqorruban ila allah” yang artinya mendekatkan
diri kepada Allah, mendekatkan diri kepada Allah seyogyanya menjadi alasan paling logis, disaat seseorang mempunyai perhatian
dan kecintaan, dari sisi kehambaan, hal ini terjadi karena adanya rasa
terimaksih (syukur) kepada Dzat yang telah menjadikan semua hal menjadi berarti
dalam kehidupan manusia.
b. Mengajarkan manusia untuk dapat menjaga amanah dari-Nya.
Seperti yang kita ketahui
bahwa orang yang berpuasa memegang amanat yang begitu mudah untuk dikhianati, orang
yang punya sifat khianat dengan mudah dapat bersembunyi di suatu
tempat untuk sekedar membasahi kerongkongannya, atau bahkan menikmati semangkuk
sup, namun hal ini tidak akan pernah terbesit dalam jutaan hasti muslim di
dunia, dimanapun dan sampai kapanpun.
c. Mengajak manusia untuk sesekali mengabaikan nafsu hayawaniyah
yang ada dalam dirinya.
Binatang adalah
makhluk Allah yang dalam benaknya hanya berisi makan, minum dan
bersenang-senang tanpa pernah memperdulikan binatang lain di sekelilingnya,
oleh sebab itu, pada bulan ramadhan manusia diajak sejenak mengekang
dorongan nafsu tersebut agar kembali kepada
fitrahnya menjadi makhluk termuliya yang Allah swt., ciptakan, sehingga
kedudukannya akan semakin tinggi hingga
melebihi kedudukan para malaikat[1].
Ketika manusia telah berkedudukan seperti ini maka nilai ibadahnya menjadi
semakin bernilai luar biasa di mata penduduk langit.
d. Puasa menyehatkan pelakunya[2].
Sabda Nabi saw. “lambung
(perut yang selalu kenyang) merupakan gudang segala penyakit sedangkan panas
dahaga (puasa) adalah obat berbagai penyakit”.
Dalam kesempatan
lain Nabi Muhammad saw. bersabda :
صُوْمُوْا
تَصِحُّوْا
Berpuasalah maka engkau
akan sehat. (H.R Abi Hurairah)
Para orang bijak
menyampaikan nasehatnya “ barangsiapa yang banyak makan, banyak minum,
banyak tidur maka telah sia-sia umurnya”.
“obat yang paling
mujarab yang tiada suatu penyakitpun adalah jangan engkau makan apapun kecuali engkau sangat
menginginkannya”
e. Mengekang nafsu syahwat (libido).
Karakter dan
identitas manusia moderen seakan telah menjadi satu warna, diantaranya bahkan telah
mengalami pergeseran hingga tidak ada batasan lagi dalam budaya maupun sosial, wabah cara berpakaian dan
berpenampilan menjangkiti wanita moderena yang semata –mata ingin disebut modis
dengan mengekplorasi keindahan tubuh dan kemolekannya, tidak sedikit yang tidak
mempedulikan norma dan susila, bagi seorang pria, hal ini merupakan cobaan
tersendiri, terlebih bagi mereka yang belum berkeluarga akan merasa sangat
terganggu dengan keadaan tersebut. Allah swt.,memberikan jawaban atas problematika
yang mereka tanggung dengan berpuasa, dengan langkah tersebut kaula muda kembali
membendung nafsu birahinya, sesuai hadis nabi “barang siapa telah mampu
meminang seorang wanita maka menikahlah, dan barang siapa belum mampu maka
hendaknya berpuasa”
f. Tumbuhnya empati terhadap kaum duafa.
Tidak bisa diingkari
bahwa tidak setiap orang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, kemiskinan[3]
dan kebodohan masih banyak menyelimuti
sebagian dari saudara kita, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tak jarang
mereka harus bekerja lebih keras serta durasi lebih lama lagi, namun hasilnya
terkadang masih tidak berimbang dengan
kebutuhan yang harus dipenuhi,
dengan adanya pengalaman pernah mengalami rasa lapar seorang muslim diajarkan
untuk peduli terhadap sesama dalam bidang sosial[4].
2. PENDAPAT PARA PAKAR KESEHATAN
Berpuasa merupakan
suatu terobosan yang diciptakan oleh syar`i dalam sejarah kesehatan manusia,
ketika perdebatan panjang antar teori tidak pernah menemui titik temu, dia
menghadirkan keselarasan antara aspek ubudiyah dan aspek kesehatan jasmani dan
rukhani.
Seorang yang
menjalankan puasa senantiasa akan dikontrol puasanya sepanjang waktu untuk
mempunyai kecenderungan terhadap kebaikan, ia mempunyai pandangan yang lurus serta hati yang bersih dipenuhi
iman dan kehati-hatian, segala sesuatunya akan
dikembalikan Sang Pemilik Dunia Allah swt. dia hanya fokus untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah ada dan sebisa mungkin menjauhi
segala bentuk keburukan.
Jiwanya menjadi
bersih dari segala hiruk- pikuk keduniawian, pada akhirnya dia akan berada pada
jalan yang benar “ihdinas shirothol mustaqim”.
Puasa yang sudah
seperti ini akan menjadi Riyadhoh ruh (olah jiwa) dan `ilajun nafsi
(obat jiwa) dalam dunia spiritual bagi mereka. Layaknya seseorang
menemukan tambang permata.
Berlawanan dengan
semua hal yang ada, bilamana seseorang berpuasadan tidak ada satupun
diantaranya diperolehnya maka pada hakikatnya bukan puasa yang dilakukannya,
tetapi hanya sekedar berlapar dahaga belaka.
3. RAMADHAN DITENTUKAN OLEH HILAL
Masyarakat arab
adalah masyarakat yang mendiami gurun pasir yang gersanag, kehidupan gurun
membuat mereka terisolasi dari dunia luar, dalam keadaan tersebut hilal merupakan satu-satunya
tanda alam yang paling mudah dilihat oleh masyarakat padang pasir. Demikian
pentingnya hingga menjadi suatu keharusan bagi penduduk gurun untuk selalu
berjaga-jaga menanti datangnya awal bulan.
4. DAMPAK PUASA TERHADAP KESEHATAN
Begitu besarnya
pahala puasa yang dijanjikan Allah swt., hingga disampaikan dalam sebuah hadis
qudsi “setiap amal ibadah adam dipersembahkan untuk mereka kecuali puasa,
sesungguhnya puasa hanya untukku dan hanya aku sendiri yang akan memberikan
pahala terbaik dengannya” .
Tubuh manusia
diciptakan Allah swt., dengan kombinasi unsur biologis dan kimiawi, dengan
rancangan yang begitu luar biasa,
manusia mampu bertahan dalam berbagai keadaan hingga saat ini, bukannya
terbenam akan waktu, justru kemaampuan manusia semakin mencenangkan dan seakan
berdiri menjulang menatap langit. Puasa
hadir guna merefresh sistem pencernaan pernafasan dan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, sistem organ yang terus menerus bekerja tentu akan memangkas masa
kerjanya. Puasa yang dilakukan selama sebulan penuh memberikan kesempatan untuk
beristirahat, dengan begini akan meningkatkan masa ketahanan sistem organ
dengan baik.
Ustadz Ali Ahmad
al-Jurjawi menuturkan bahwa Socrates dan Plato senantiasa
melaksanakan puasa selama 10 hari di beberapa bulan. Tidak sampai ini saja, sebagian besar rahib
nasrani pada abad pertengahan menerapkan puasa sebagai terapi untuk penyakit
saraf. Bapak kedokteran dunia Ibnu Sina mewajibkan pasiennya untuk berpuasa
selama 3 minggu pada sebagian besar sakit yang dialami pasiennya, termasuk
digunakan sebagai terapi sakit cacar.
Ketika Perancis menguasai
Mesir terjadi wabah cacar secara masif, namun para tenaga medis arab
menggunakan puasa sebagai benteng pengobatan, dan hasilnya sangat efektif untuk
menanggulanginya, seperti yang ditulis seorang dokter Amerika Robert Bartulu
seorang dokter amerika yang bertugas di sana[5].
5.
PUASA PADA KEPERCAYAAN
TERDAHULU
Adalah suatu pengetahuan
umum di dalam Al-Qur`an, bahwa puasa juga telah diwajibkan untuk umat terdahulu,
meskipun dilakukan sesuai dengan keyakinan dan cara mereka sendiri-sendiri. Sejarah
telah mencatat para penyembah berhala senantiasa melaksanakan puasa pada
sebagian waktu dalam rangka menghormati berhala sesembahan mereka.
Adapun beberapa yang
tertulis dalam sejarah adalah sebagai berikut :
a. Kaum Fainakiyin dan masyarakat mesir
melakukan puasa untuk menghormati dewa Layazis, mereka juga berpuasa
sebelum melakukan ritual pengorbanan untuk dewa mereka
b. Masyarakat Zunani berpuasa sebelum merayakan festival Wazis
dalam kepercayan mereka, mereka berpuasa selama seharian tanpa makan dan minum
dengan berdiam diri di rumah serta dilakukan antara pria dan wanita. Bagi mereka
yang ingin mendapatkan pencerahan spiritual mereka berpuasa selama 10 hari
berturut-turut. Mereka juga berpuasa sebelum menuju goa Turfunius[6]
c. Masyarakat Roma berpuasa selama 1 tahun dalam setiap 5
tahun sekali untuk memuliyakan dewa Sirius , puasa ini dilakukan mereka
pada sekitar tahun 193 SM
d. Masyarakat yahudi melaksanakan puasa alani sebelum
agama lain melakukannya. Mereka melaksanakan dengan gembira dan meniup terompet
untuk memberitahukan datangnya hari raya mereka. Mereka juga melaksanakan puasa
pada hari tertentu ketika terjadi bencana atau musibah, selain itu mereka juga
berpuasa untuk memenuhi nadzar
6.
PUASA PADA AGAMA
TERDAHULU
Seorang ahli sejarah
Dr. Ali Abdul Wahid menjelaskan bahwa, puasa adalah suatu bentuk ibadah yang
paling dahulu ada serta paling banyak dikenal masyarakat dari berbagai agama. Bermacam
cara puasa dilakukan baik dengan menahan makan dan minum, ada yang menahan salah satunya saja, dan bahkan ada yang hanya membisu[7].
Sebuah sumber
mengatakan wanita penduduk aseli di Australia harus tinggal di rumah
selama hampir 1 tahun penuh dengan membisu jika ditinggal mati oleh
suaminya. Hal ini juga dilakukan oleh
wanita-wanita yahudi sebelum diutusnya
Nabi Isa as[8].
Selain itu cara-cara
berpuasa juga bermacam-macam adanya, ada yang hanya menahan pantangan makanan
tertentu, ada yang berpuasa di malam hari saja, bahkan sebagian ada yang hingga
24 jam tanpa berpuasa.
Allah swt. berfirman
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya ;
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpusa sebagaimana diwajibkan atas
kaum sebelum kalian agar kalian menjadi pribadi yang bertakwa
Berdasarkan ayat di ayat para ahli tafsir dan sejarah
mencatat bahwa puasa memang telah diwajibkan dan dilakukan para umat agam terdahulu, baik
yahudi maupun nasrani, namun pada akhirnya mereka perintah puasa tinggalkan
begitu saja.
[1] Allah memerintahkan para malaikat dan
penghuni langit lain bersujud kepada manusia Nabi Adam as.
[2] H.R Abi Hurairoh
[3] Dalam menafsirkan surat al-Baqoroh
“لعلكم تتقون” Muhammad Abduh
mengatakan bahwa mereka para penyembah berhala senantiasa berpuasa ketika
mereka berbuat suatu kesalahan, ini dilakukan agar tidak terkena amarah dari
para sesembahan mereka
[4] Dikisahkan
bahwa Nabi Yusud as., tidak
pernah makan sebelum beliau benar-benar
merasa lapar, hal ini memang tabu mengingat beliau adalah seorang penguasa di
sebuah istana.
[5] Dokter Alan “ puasa dapat digunakan sebagai
terapi untuk orang yang menderita gula”
Dokter Karlisun
”puasa membuat orang awet muda”
Dokter Janjuz
“puasa menyembuhkan berbagai penyakit”
Dokter Wirnar
makfadan (kepala bidang kesehatan amerika) “ puasa merupakan suatu terapi yang
tidak mampu dilakukan dengan terapi
lainnya”
[6] Sebuah goa suci bagi keyakinan mereka
[7] Biasa dilakukan penduduk bumi bagian barat
[8] Seperti yang dilakukan oleh Maryam
No comments:
Post a Comment