Thursday, April 23, 2020

Sholat Sunnah


SHOLAT SUNNAH
Salat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar
serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT yang begitu indah. Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
·         Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat sunah thawaf.
·         Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).


Berikut ini adalah contoh teknis sholat sunnah yang perlu diketahui:
1.    Sholat Sunnah Tahiyatul masjid
Sholat disunnahkan bagi seorang muslim setiap kali telah memasuki sebuah masjid, teknisnya yaitu dikerjakan sebanyak 2 rokaat dengan niatan sholat Tahiyatul masjid  bahkan para Ulama sepakat bahwa dianggap tidak beretika apabila ada seorang muslim memasuki sebuah masjid namun tidak mengerjakannya, sebagian lagi mengajarkanagar kita membacaTasbih 3 kali apabila berhalangan untuk mengerjakannya.
2.    Sholat Idain ( Idul Fitri & Idul Adha)
Sholat idain hukumnya adalah Sunnah Muakkadah. dilaksanakan saat hari raya Idul Fitri & hari raya Idul Adha.
Adapun tatacara melaksanakannya yaitu :
a.    Dilakukan sebanyak 2 rokaat dengan 7 kali Takbir pada rokaat pertama  (selain takbiratul Ihram) & 5 kali takbir (selain takbir I`tidal). Sunnah membaca tasbih antara 2 takbir yang dibaca
b.    Setelah selesai melaksanakannya kemudian dilanjutkan dengan khtbah yang dilaksanakan oleh Khotib.
c.     Waktu pelaksanannya yaitu pada hari lebaran tepatnya dimulai ketika waktu Dhuha dan maksimal berakhir hingga sebelum waktu dzuhur (kira-kira 20 menit sebelum dzuhur)
d.    Oleh dilaksanakan di lapangan jika masjid tidak menampung jamaah
e.    Disunnahkan semua orang termasuk wanita untuk mendengarkan khutbahnya
3.    Sholat Gerhana matahari (Kusyuf) & Sholat gerhana bulan (Khusyuf)
Sholat tersebut dilakukan  2 rokaat seperti sholat sunnah lain hanya ada sedikit perbedaan
Tata cara Gerhana matahari (Kusyuf)  sebagai berikut :
a.    Sholat gerhana matahari dikerjakan selama masih berlangsungnya gerhana matahari
b.    Bacaannya dibaca sir (pelan)
c.     Dilakukan 2 rokaat dan sunnah membaca surat yang agak panjang
d.    Setiapkali selesai ruku` dan bangkit dari ruku kembali membaca surat al- Fatihah dan membaca surat lagi (1 rokaat 2 kali ruku & membaca fatihah)
e.    Setelah itu berlangjut seperti biasa lalu dilanjutkan rokaat kedua
f.      Pada rokaat kedua sama persi seperti rokaat pertama yaitu 2 kali ruku` dan 2 kali membaca surat al-Fatihah
g.    Selanjutnya  dilanjutkan hingga salam
h.    Setelah selesai salam disunnahkan berkhutbah oleh khotib
4.    Sholat Istisqo` (meminta hujan)
Proses Sebelum Shalat
·         Imam mengajak masyarakat untuk bertobat, memperbanyak istighfar, bersedekah, menghentikan maksiat dan kezaliman, serta berdamai dengan Muslim lain yang dimusuhi.  
       Dianjurkan juga agar imam beserta masyarakat berpuasa selama tiga hari sebelum melakukan shalat.   
       Di hari keempat setelah berpuasa, imam beserta masyarakat bersama ke luar menuju lapangan untuk shalat dengan menggunakan pakaian reguler yang dipakai bekerja setiap harinya, bukan pakaian bagus.  
       Orang tua, anak kecil, serta orang-orang yang lemah secara fisik dibawa serta untuk ikut shalat.
       Bagi yang mempunyai ternak, dianjurkan membawa serta ternaknya ke lokasi shalat dan ditempatkan di tempat yang sekiranya tidak mengganggu jamaah.

Proses Shalat
·         Shalat dua rakaat dengan niat istisqa
·         Tata cara shalat istisqa’ mirip seperti shalat id.
·         Pada rakaat pertama, takbir tujuh kali sebelum membaca surat al-Fatihah. Pada rakaat kedua, takbir lima kali sebelum membaca surat al-Fatihah.  
·         Khutbah dua kali (tapi boleh juga sekali) setelah shalat. Khutbah ini boleh dilakukan sebelum shalat tetapi tidak utama, sebaiknya dilakukan setelah shalat seperti halnya shalat id.
·         Rukun khutbah sama seperti rukun khutbah pada umumnya.   
·         Mengawali khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali. Mengawali khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali. Bacaan istighfarnya adalah:   أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ  
·         Khatib memperbanyak bacaan doa dan istighfar dalam khutbah. Bacaan imbauan beristighfar yang sebaiknya diulang adalah
·         :   اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا  
·         Ketika khatib berdoa, makmum mengangkat tangan sambil mengucap amin.  
·         Pada perkiraan dua pertiga khutbah kedua, khatib disunnahkan menghadap kiblat lalu membalik posisi selendang surbannya dari bahu kanan ke bahu kiri dengan posisi terbalik, bagian bawah diletakkan di atas dan bagian dalam diletakkan di luar. Setelah itu kembali meneruskan khutbah.  

5. Sholat Awwabin
Salat Awwabin adalah satu jenis salat sunah. Awwabin sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti (orang yang sering bertaubat). Ada perbedaan pendapat mengenai salat ini dikalangan para ulama. Ada yang mengatakan bahwa salat awwabin dilakukan antara waktu magrib dan isya, sementara yang lain mengatakan salat awwabin adalah nama lain dari salat duha.





No comments:

Post a Comment